Featured Posts
Jumat, 13 November 2015
Syafa'at Pembaca Sholawat
Habib Umar Bin Salim bin Hafidz :
Dikisahkan ada seseorang yg melakukan perjalanan dengan ayahnya dalam perjalannya tersebut ayahnya sakit dan meninggal dunia diperjalanan, yang membuat sianak ini terkejut dari kematian ayahnya, bahwasanya wajah ayahnya langsung berubah menjadi hitam kelam.
Maka sia anak makin bertambah sedih atas musibah yang makin besar ini ,Maka dia berpikir "seandainya aku minta bantuan kepada penduduk kampung yang ada disekitar sini untuk mengurus jenazah ayahku tetapi aku malu untuk memperlihatkan kepada mereka wajah ayahku yang menjadi hitam,
Dikarenakan stres yang mendera pikirannya dia pun mengantuk dan tertidur ditempat itu, Maka dalam mimpinya Dia melihat seseorang manusia yang demikian putih, indah dan tampan,
Maka orang tersebut mendatangi ayahnya yang sedang terbaring jenazahnya dan mengusap wajah orang trsebut dan berubah wajah ayahnya yang tadi hitam mnjadi bercahaya dalam mimpinya
Maka sianak bertanya siapa gerangan engkau yang mana dengan berkat engkau Allah ta'ala mngangkat kesulitanku ini?,, maka dijawab "Aku adalah Nabimu Muhammad.
"dahulu Ayahmu adalah orang yang banyak berbuat dosa dan kesalahan akan tetapi disamping itu dia banyak bersholawat kepadaku maka aku simpan ini,dan aku setelah mengetahui dia wafat aku meminta syafa'at kpd Allah Swt dan Allah Ta'ala mengizinkan aku untuk menolong orang ini,, maka ketika terbangun dia dapati ayahnya telah berubah menjadi putih dan sejak saat itu sianak selalu menyibukan dirinya dengan sholawat dan salam Terhadap Nabi Muhammad dalam setiap keadaan apapun,
dia berjumpa didengar dia dilihat oleh sebagian para sholihin yang berada dimekah,, itu ulama mekah melihat dia, dia bertanya "aku selalu mlihat engkau selalu stiap waktu tiap jalan baca sholawat ,, ketika tawaf engkau sibuk dengan sholawat,,bahkan saat sa'i engkau sibuk degan sholawat,, apakah engkau tidak tahu apapun kecuali hanya sholawat saja??,,Maka dikatakan "sesungguh aku punya kisah tersendiri atas Sholawat Kepada Nabi Muhammad maka diapun menceritakan kisah sang ayahnya ini.
(terjemahan oleh Habib Jindan bin Novel bin Salim bin Jindan )
Kamis, 05 November 2015
Kata Kata Mutiara Habib Munzir Almusawa
1.cobalah mengamalkan maulid
dhya\’u;llami (Cahaya yg berpijar). anda akan sering berjumpa dan berjabat dg
Rasul saw. dan melihat gambaran firdaus
2.iman itu naik dan turun,
dan jika sedang saat menurun demikian hingga meninggalkan shalat atau malas melakukannya,
ingatlah mati..,
3.setiap nafas kita adalah
selangkah menuju kematian, dan kematian kita membayangi kita lebih dekat dari
bayangan kita sendiri, dan akan datang Sang Pemisah ruh dg jasad, ia adalah
tamu kita yg terakhir dalam hidup ini, Malaikat Izrail as
4.Perbanyaklah dzikir hati
dg Laa ilaaha illallah didalam hati.., inilah dzikir agung yg membuka seluruh
sifat mulia dalam jiwa kita dan menutup segala sifat tercela.
5.dan jangan Lupa membaca
Aqur\’an, jangan lewatkan seharipun tanpa membaca Alqur\’an jadikan bacaan yg
paling anda senangi, berkata Imam Ahmad bin Hanbal, Cinta Allah besar pada
pecinta Alqur\’an, dengan memahamainya atau tidak dg memahaminya.
6.metode nabawi adalah
metode yg tersukses dalam mengajar, yaitu dg kelembutan dan kasih sayang, murid
yg membandel bersabarlah, panggillah, ajaklah mengobrol dg santai seakan ia
tidak bersalah, hingga ia akrab dg anda, maka ia akan mundur dan malu dari
sifat pembangkangannya.
7. jadikan keluarga anda
keluarga indah yg bercahaya nabawi, cinta sunnah dan ibadah, maka keberkahan
akan ditumpahkan pada hari hari anda.
8.sebaik baik rumah tangga
yg sakinah ialah dengan mempelajari sunnah Rasul saw, maka metode nabawi adalah
cara terbaik untuk menjadikan rumah tangga kita sejahtera dunia dan akhirat
9.sampaikan dakwah dg
kelembutan dan kedamaian, metode nabawiy ini sangat efektif membenah jiwa ummat
dan anda akan lihat mereka berduyun duyun mengunjungi majelis, mereka
mendambakan ketenangan, kesejukan, dan hal itu yg sangat dibutuhkan masyarakat
saat ini
10. menguatkan
iman adalah dengan melakukan hal hal yg dapat membuat terang benderangnya jiwa
kita dengan cahaya khusyu hingga enggan berbuat dosa dan gemar berbuat pahala,
diantaranya dg seringnya menghadiri majelis taklim, Alqur,an, dzikir, pergaulan
dengan teman teman yg baik dan banyak lagi
11.haji dan umroh yg mabrur
akan memunculkan perbuatan2 mulia dan ibadah yg lebih setelah kepulangannya,
ketenangan hati dan keimanan yg lebih kuat
12, sungguh tiada hadiah
lebih agung dari doa, Rasul saw bersabda: Tiadalah seorang muslim berdoa untuk
saudara muslimnya kecuali malaikat berkata : amin dan bagimu seperti doamu pada
saudaramu (Shahih Muslim)
13.orang yg rindu pada
Rasul saw maka ia telah dirindukan oleh Rasul saw.
14.Nahi Mungkar adalah
melarang perbuatan jahat dan maksiat, dengan lisan, dengan harta, dengan
siasat, dg jabatan, dan bukan dengan menghancurkan. demikian Nabi kita saw
mengajarkan kita berlemah lembut pada sesama muslimin,karena kekerasan hanya
akan menimbulkan perpecahan dan kebencian, bukan menghasilkan ketaatan dan
ketakwaan"
15.akhlak yg indah bisa
membuat orang meninggalkan semua maksiatnya dan bertobat.., nah.. warisilah
kemuliaan akhlak sang Nabi saw wahai saudaraku
16,perbanyaklah shalawat
pada Nabi saw, karena orang yg banyak bershalawat pada Nabi saw, ia dibimbing
hidupnya oleh beliau saw
17.ingatlah bahwa semua
aib orang yg kita lihat, jangan menghinanya, mungkin kita pernah berbuat hal
itu atau yg lebih dari itu, jika tidak, mungkin Allah sdh mengampuni dosanya yg
besar dan belum mengampuni dosa kita yg kecil
18.memperbanyak shalawat
pada Nabi saw mencintai Nabi saw akan membuat anda banyak dicintai orang,
atasan, bawahan, keluarga, teman, bahkan orang yg belum anda kenal.
19.jika ada yg
mencaci/memfitnah kita jangan dibalas, doakan ia, karena cacian dan fitnahnya
menghapus dosa kita dan membuat kita lebih dicintai Allah swt, jika kita
membalasnya maka kita sama pula keburukannya dg orang itu.
20.jika anda berhadapan
dg guru yg shalih, alim dan ahli makrifah, mendal;am dalam syariah, duduklah dg
hati yg dikosongkan darisegala fikiran, duduklah seperti orang yg tidak punya
apa apa, miskin dan faqir dihadapan Raja yg dermawan yg sedang membagikan
mutiara mutiara ilmu dhahir dan batin.
mka ilmu dhahir dan batinmu akan diisi bagaikan bejana kosong diisi air hingga penuh
mka ilmu dhahir dan batinmu akan diisi bagaikan bejana kosong diisi air hingga penuh
21.kemuliaan sunnah yg
diamalkan seorang hamba jauh lebih mulia dari semua keramat, karena 1000X
berjalan diatas air dan 1000X terbang ke langit sekalipun tak ada artinya
dibanding satu kali kita sujud kepada Allah swt dalam khusyu, karena sujud kita
itu bisa membuat kita semakin dekat pd Allah swt
sumber www.majelisrasulullah.org
sumber www.majelisrasulullah.org
Jumat, 23 Oktober 2015
Kartu Sholawat
Habib Umar bin Salim bin Hafidz - Kartu Sholawat
"Diriwayatkan oleh Abul Qosim Albushairi didalam tafsir beliau :
Seseorang ketika ditimbang amalannya dimizan esok dihari kiamat maka lebih banyak amal kejahatannya, dia udah berprasangka "oh ini aku pasti binasa karena kejahatanku banyak , maka tiba - tiba datang seseorang mengeluarkan semacam kartu diletakan ditimbangan kebaikannya , kartu kecil langsung membuat amal kebaikannya jauh berlipat ganda dan menjadi berat.
maka bertanya orang tersebut : "Siapa gerangan engkau yang telah berbuat baik kepadaku dihari dimana keluarga,suami lari dari istri, anak lari dari ayah dan seterusnya tapi engkau mau datang berbuat baik kepadaku? siapa gerangan engkau?
maka berkata " Aku adalah Nabimu 'Muhammad' dan kartu tadi yang aku letakan itu adalah sholawatmu yang dahulu engkau bersholawat atasku, sengaja aku simpan kartu tersebut pada diriku sampai aku keluarkan disaat - saat yang paling engkau memerlukanya.
karena itu kita mendapati Ahlusunnah Waljama'ah pasti mereka banyak berkumpul mengadakan majelis sholawat atas Nabi Muhammad dalam majelis mereka membacakan semacem Maulid ataupun Burdah ataupun sholawat yang lain.
Diterjemahkan Habib Jindan bin Novel bin Salim bin Jindan.
Visit www.aswaja313.blogspot.co.
Kamis, 22 Oktober 2015
Sholawat Ali Alqadr
Habib Umar bin Salim bin Hafidz :
Al-Imam ASY-SYEKH YUSUF BIN ISMAIL AN-NABHANI mengatakan “Bahwasanya para ulama, para Auliya, Arifin mengatakan bahwasanya orang-orang yang rutin membaca Shalawat ALI AL-QADR maka mereka berharap bahwasanya Rasul Shallallahu ‘Alaihi Wasallam hadir pada saat dia meninggal dunia saat ruh berada di tenggorokannya. Saat dia juga diletakkan di dalam liang lahatnya”
(ALLAHUMMASHALLI WASALLIM WABAARIK ‘ALA SAYYIDINA MUHAMMADIN NABIYYIL ‘UMMIYYI ALHABIBIL ‘ALI AL-QADRI AL-ADZIIMI JAAH WA ‘ALA AALIHI WASHAHBIHI WASALLIM).
“Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam kepada Sayyidina Muhammad, Nabi yang ummi, kekasih yang luhur derajatnya, yang agung pangkatnyaa, dan shalawat dan salam semoga juga selalu tercurahkan kepada keluarga serta sahabatnya.”
Dan barangsiapa yang ingin mengharapkan keridhoan Allah, derajat yang tinggi, hendaknya dia membaca shalawat ini setiap hari 10 kali dan khususnya di malam Jumat sebanyak 100 kali.
Al-Imam ASY-SYEKH YUSUF BIN ISMAIL AN-NABHANI mengatakan “Bahwasanya para ulama, para Auliya, Arifin mengatakan bahwasanya orang-orang yang rutin membaca Shalawat ALI AL-QADR maka mereka berharap bahwasanya Rasul Shallallahu ‘Alaihi Wasallam hadir pada saat dia meninggal dunia saat ruh berada di tenggorokannya. Saat dia juga diletakkan di dalam liang lahatnya”
(ALLAHUMMASHALLI WASALLIM WABAARIK ‘ALA SAYYIDINA MUHAMMADIN NABIYYIL ‘UMMIYYI ALHABIBIL ‘ALI AL-QADRI AL-ADZIIMI JAAH WA ‘ALA AALIHI WASHAHBIHI WASALLIM).
“Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam kepada Sayyidina Muhammad, Nabi yang ummi, kekasih yang luhur derajatnya, yang agung pangkatnyaa, dan shalawat dan salam semoga juga selalu tercurahkan kepada keluarga serta sahabatnya.”
Dan barangsiapa yang ingin mengharapkan keridhoan Allah, derajat yang tinggi, hendaknya dia membaca shalawat ini setiap hari 10 kali dan khususnya di malam Jumat sebanyak 100 kali.
Selasa, 20 Oktober 2015
Cara Menghilangkan Was-was
Al-Kisah no.8/ 7 April – 20 April 2008
Assalamu'alaikurn Wr. wb.
Habib, sejak beberapa tahun bela kangan ini saya sering merasa waswas, terutama ketika saya tengah melakukan ibadah. Saya mohon Habib berkenan memberi nasihat, bagaimana cara mengatasi penyakit waswas tersebut.
Wassalamu'alaikum Wr. wb.
Dedy S. Surabaya
Habib, sejak beberapa tahun bela kangan ini saya sering merasa waswas, terutama ketika saya tengah melakukan ibadah. Saya mohon Habib berkenan memberi nasihat, bagaimana cara mengatasi penyakit waswas tersebut.
Wassalamu'alaikum Wr. wb.
Dedy S. Surabaya
Habib Luthfi bin Yahya :
Wa'alaikumussalam Wr. Wb.
Waswas, menurut Imam Al-Ghazali, disebabkan kemakrifatan kita kepada Allah sedikit goyah karena bisikan setan. Kemakrifatan yang dimaksud di sini tentu bukan yang berkaitan dengan sifat wahdaniyyah (keesaan) Allah Ta'ala, tetapi berkaitan dengan sifat Maha Melihat dan Mendengar yang dimiliki Allah SWT:
Wa'alaikumussalam Wr. Wb.
Waswas, menurut Imam Al-Ghazali, disebabkan kemakrifatan kita kepada Allah sedikit goyah karena bisikan setan. Kemakrifatan yang dimaksud di sini tentu bukan yang berkaitan dengan sifat wahdaniyyah (keesaan) Allah Ta'ala, tetapi berkaitan dengan sifat Maha Melihat dan Mendengar yang dimiliki Allah SWT:
Namun bisikan penggoda kemudian menurunkan kadar keyakinan kita, bahkan kepada diri kita sendiri.
Cara menyembuhkannya, menurut Imam Ghazali, adalah dengan memantap kan hati bahwa wudhu dan shalat kita hanya untuk Allah Ta'ala. Hanya Allah yang berhak menilai ibadah kita. Saat mulai berwudhu, misalnya, kita langsung meyakinkan hati dan akal kita bahwa Allah pasti sudah melihat ibadah kita dan mendengar niat kita yang melakukannya dengan benar.
Begitu suatu rukun wudhu sudah kita lakukan tiga kali, langsung saja kita lanjutkan ke rukun berikutnya. Tepis bisikan-bisikan yang membuat kita ragu. Ucapkan dalam hati, 'Wudhuku ini untuk Allah, bukan untukmu, hai setan."Insya Allah perlahan rasa was-was akan hilang.
lkhtiar lainnya, setiap usai shalat, jangan lupa membaca surah An-Nas lima belas kali, dengan niat memohon perlindungan kepada Allah dari bisikan setan yang membuat hati was-was.
Habib Luthfi bin Ali bin Hasyim bin Yahya, (Pekalongan)
Ra’is Am Idarah ‘aliyyah Jam’iyyah Ahlith Thariqah Al-Mu’tabarah an-Nahdliyyah
Ra’is Am Idarah ‘aliyyah Jam’iyyah Ahlith Thariqah Al-Mu’tabarah an-Nahdliyyah
Jumat, 16 Oktober 2015
Pesan Habib Zein bin Smith Untuk Pasangan yang Akan Menikah
Suatu saat Al Habib Zein bin Ibrahim bin Smith ketika akan menikahkan salah seorang muridnya, beliau berkhutbah bahwa nanti ketika sudah menikah suami istri itu di bagi menjadi 4 golongan:
1. Golongan pertama, di mana sang suami dan istri sama – sama rajin beribadah kepada Allah..
2. Golongan kedua, di mana suami rajin beribadah kepada Allah dan sang istri malas beribadah kepada Allah..
3. Golongan ketiga, di mana suami malas beribadah kepada Allah dan sang istri rajin beribadah kepada Allah…
4. Golongan terakhir, di mana sang suami dan istri sama – sama malas beribadah kepada Allah.
Setelah menjelaskan 4 golongan tersebut Habib Zein kemudian bertanya kepada muridnya: “Engkau ingin masuk kedalam golongan yang mana?”
“Saya ingin masuk golongan yang pertama ya Habib,” jawab muridnya.
“Kalau begitu niatkan dalam dirimu sekarang sebelum engkau aku aqadkan dengan niatan ingin menjadi golongan yang pertama,” tandas Habib Zein.
Dikatakan, ulama – ulama terdahulu jika keluar rumah dan lupa berniat untuk ibadah maka beliau akan pulang ke rumahnya kembali. Dan memasang niat dulu baru keluar rumah. Mereka tidak mau setiap waktunya terlewati tanpa memasang niat untuk ibadah. Aktifitas mubah pun seperti makan dll pasti diniatkan agar kuat ibadah, agar khusyu’ ibadah dll. Sehingga meskipun amalan mubah tetap mendapatkan pahala.
Dari itulah mari kita pasang niat yang bagus, niat untuk ibadah di dalam setiap aktifitas kita agar tidak terlewat waktu kita sia-sia begitu saja. Dan jangan lupa juga memasang niat dalam aktifitas kehidupan kita seperti yang diniatkan para salafunasholih.
(Dikutip dari Mauidzah Hasanah Habib Abdullah bin Ali Ba’abud dalam rutinan Maulid Jumat Pagi Masjid Al Huda Malang)
Pesan Habib Zein bin Smith Untuk Pasangan yang Akan Menikah was last modified: March 30th, 2014 by Pejuang Ahlussunnah in Ngaji Yuk! - Kajian Ceramah Islam Ahlussunnah wal Jamaah.
http://www.elhooda.net/2014/03/pesan-habib-zein-bin-smith-untuk-pasangan-yang-akan-menikah/
Rincian Pintu-Pintu Masuk Setan ke dalam Hati
Rincian Pintu-Pintu Masuk Setan ke dalam Hati
Setan mempunyai banyak pintu masuk menuju hati. Karena itu, engkau, wahai -orang mukmin, harus menutupnya.
Salah satu pintu utamanya adalah nafsu dan amarah. Amarah adalah perusak akal. Jika bala tentara akal melemah, bala tentara setan akan datang menyerang.
Salah satu pintu utama yang lain adalah iri hati dan tamak. Bilamana seorang hamba berlaku tamak terhadap apa pun, ketamakan itu akan membuatnya buta dan tuli. Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam pernah bersabda, “Kecintaanmu kepada sesuatu bisa membuatmu buta dan tuli.”
Pintu utama lainnya adalah kenyang, meskipun dari makanan yang halal dan bersih. Sesungguhnya kenyang bisa menguatkan nafsu, padahal nafsu adalah senjata bagi setan. Dikisahkan bahwa iblis menampakkan diri kepada Nabi Yahya bin Zakaria. Lantas Nabi Yahya melihat berbagai macam kail yang dibawa iblis. Beliau lalu bertanya, “Hai Iblis, apa gerangan kail-kail itu?” Iblis menjawab, “Ini adalah ragam nafsu yang kuhantamkan kepada anak-cucu Adam.” Nabi Yahya kembali bertanya, “Lalu adakah salah satu kail itu pada diriku?” Iblis menjelaskan, “Mungkin engkau kekenyangan sehingga membuatmu berat untuk mengerjakan shalat dan berzikir.” Nabi Yahya bertanya lagi, “Adakah yang lain?” Iblis menjawab, “Tidak.” Kemudian Nabi Yahya mengatakan, “Demi Allah, selamanya aku tidak akan lagi memenuhi perutku dengan makanan.” Lalu iblis membalas, “Demi Allah, selamanya aku tidak akan lagi menasihati seorang Muslim.”
Pintu utama yang lain adalah kemewahan dalam perabotan, pakaian, dan rumah. Jika setan melihat kemewahan telah menguasai hati seseorang, ia akan bertelur dan menetas di hati tersebut. Ia akan senantiasa mendorong orang tersebut untuk memperbanyak benda-benda tersebut dan bermewah-mewahan dengannya sehingga usianya berlalu dalam kelalaian dan ia dikejutkan dengan datangnya ajal.
Pintu utama lainnya adalah mengharap pujian manusia. Jika sifat ini sudah menguasai hati seseorang, setan akan senantiasa membuatnya senang untuk bersikap berpura-pura, sok manis, berlaku riya, dan melakukan tipu daya di depan orang yang menjadi objeknya, sehingga objek tadi seakan-akan sudah menjadi sembahannya. Orang yang mencari muka akan senantiasa memikirkan cara untuk membuat objeknya menyukai dirinya. Ia pun akan memuji objeknya dengan ucapan-ucapan manis yang melenakan, menyembunyikan keburukan-keburukannya, tidak menyerunya kepada kebaikan, dan tidak melarangnya dari kemungkaran.
Pintu masuk lainnya yang utama adalah tergesa-gesa dan tidak melakukan verifikasi. Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salambersabda, “Tergesa-gesa berasal dari setan, sedangkan berhati-hati dari Allah Swt.” Sebab, setiap pekerjaan seharusnya dilakukan setelah direncanakan dengan matang. Perencanaan sendiri memerlukan perenungan dan kehati-hatian. Adapun ketergesaan menolak hal tersebut.
Pintu utama lainnya adalah dirham, dinar, dan semua jenis harta benda, baik yang berupa barang, kendaraan, maupun benda tidak bergerak. Setiap harta yang melebihi kebutuhan adalah tempat berdiamnya setan.
Pintu masuk utama lainnya adalah sifat kikir dan takut miskin. Sifat tersebut mencegah seseorang untuk bersedekah dan mendorongnya untuk menimbun. Di antara dampak buruk yang timbul dari sifat kikir adalah kegemaran berada di pasar guna mengumpulkan uang, serta tempat-tempat lain yang di dalamnya terdapat penipuan, kebohongan dan tipu daya.
Salah satu pintu utama yang lain adalah fanatisme terhadap mazhab dan sekte; juga kedengkian dan penghinaan kepada lawan. Itulah sebagian di antara yang menghancurkan hamba-hamba Allah dan orang-orang fasik secara keseluruhan.
Salah satu muslihat setan adalah ia memalingkan manusia dari aib-aib dirinya, dengan berbagai perselisihan dan pertengkaran antar-mazhab. Abdullah bin Mas’ud menuturkan, “Sekelompok orang berkumpul dan berzikir kepada Allah. Lalu setan mendatangi mereka dengan tujuan membuyarkan mereka dari majelis zikir dan membuat mereka bercerai berai. Namun, ia tidak berhasil. Ia kemudian mendatangi kelompok lain yang sedang membicarakan urusan duniawi. Ia pun memecah—belah mereka sehingga mereka bangkit saling membunuh di antara mereka. (Namun, bukan kelompok kedua ini yang menjadi target setan.) Kelompok yang tadinya berzikir kepada Allah lantas sibuk mengurus kelompok kedua dan mendamaikan mereka. Dengan kesibukan itu, kelompok pertama akhirnya membuyarkan diri dari majelis zikir mereka. Itulah tujuan setan terhadap mereka.”
Pintu utama lainnya adalah pintu yang membawa orang-orang awam yang belum mendalami dan menguasai ilmu agama untuk memikirkan zat Allah Swt., sifat-sifat-Nya, dan berbagai hal yang tidak bisa dicapai oleh nalar mereka sehingga mereka ragu terhadap pokok-pokok ajaran agama Islam atau tergambar di pikiran mereka berbagai persepsi tentang Allah yang tidak pantas disematkan kepada-Nya. Dengan demikian, orang-orang yang terjebak pada pintu ini bisa menjadi kafir atau pelaku bid’ah. Namun, mereka senang dan bahagia atas persepsi yang ada di dada mereka, seraya menyangkanya sebagai makrifat. Diriwayatkan dari Aisyah r.a. bahwa Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam pernah bersabda, “Sesungguhnya setan mendatangi salah seorang di antara kalian, lantas ia bertanya, ‘Siapakah yang menciptakanmu?’ Ia akan menjawab, ‘Allah Yang Mahasuci nan Mahaluhur.’ Setan bertanya lagi, ‘Siapa yang menciptakan Allah?’ Jika salah seorang di antara kalian mendapatkan pertanyaan seperti itu, hendaklah ia menjawab, ‘Aku beriman kepada Allah dan rasul-Nya.‘ Jawaban itu akan mengusir setan tersebut!’ Nabi Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam tidak memerintahkan umatnya untuk membahas cara mengatasi bisikan setan seperti itu, karena bisikan seperti itu hanya menghinggapi orang-orang awam, bukan para ulama. Sementara itu, kewajiban orang awam hanyalah beriman, berserah diri, dan menyibukkan diri dengan ibadah dan urusan penghidupan.
Di antara pintu-pintu setan yang utama adalah buruk sangka terhadap orang-orang Muslim. Allah Swt. berfirman, Wahai orang-orang yang beriman!Jauhilah sebagian besar prasangka. Sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa (QS Al-Hujurat [49]: 12). Siapa yang menilai buruk orang lain lantaran prasangka, setan mendorongnya untuk memanjangkan lidah dengan menggunjingnya, mengurangi pemenuhan terhadap hak-haknya, atau memandangnya dengan pandangan sebelah mata. Semua itu termasuk perkara-perkara yang mencelakakan.
Selain itu, syariat Islam juga melarang kita memosisikan diri pada kondisi yang bisa menimbulkan tuduhan orang lain. Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salambersabda, “Takutlah kalian (hindarilah) terhadap tempat-tempatyang bisa menjadikan kalian tertuduh.”
Suatu ketika Rasulullah berjalan bersama Ummul Mukminin Shafiyah r.a., mengantarnya pulang ke rumahnya. Lalu mereka berpapasan dengan dua orang Anshar. Rasulullah lantas menjelaskan kepada mereka, “Dia Shafiyah binti Huyai.” Mereka lalu mengatakan, “Ya Rasulullah, kami hanya berprasangka baik kepadamu.” Lalu Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya setan masuk ke diri anak-cucu Adam melalui aliran darah di dalam tubuhnya. Sungguh, aku khawatir setan akan masuk ke diri kalian.” Lihatlah bagaimana Rasulullah perduli dan menjaga agama dua orang sahabatnya. Lihatlah bagaimana beliau menyayangi umatnya dengan mengajarkan kepada mereka cara menjaga diri dari tuduhan orang. Meskipun seseorang sangat tinggi kezuhudan, ketakwaan, dan keilmuannya, sesungguhnya mata manusia tidak sama dalam menilainya. Ada yang menilainya dengan pandangan kasih sayang dan ada pula yang menilainya dengan pandangan kebencian. Karena itu, sebuah syair mengatakan:
- Mata kasih terhadap setiap aib adalah lemah.
- Tetapi mata kebencian menampakkan semua keburukan.
- Maka, sudah seharusnya kita menjaga diri dari berburuk sangka dan tuduhan dari orang-orang yang tidak baik.
- Jika sudah buruk perbuatan seseorang, buruk pula prasangka-prasangkanya dan ia memercayai tuduhan-tuduhan atas perbuatan yang ia sudah terbiasa dengannya.
Pintu-pintu masuk setan ini harus ditutup, hati harus dibersihkan dari sifat-sifat yang tercela dengan memperbanyak zikir dan berserah diri kepada Allah, dan kita harus menuntut ilmu dan menjalin hubungan dengan orang-orang yang bertakwa.
Sumber : Amal Pemusnah Kebaikan Ringkasan Bab Mukhlikat Ihya ‘Ulum al-Din karya Al Habib Umar bin Hafidz
www.ahmadnoveljindan.org
Langganan:
Komentar (Atom)







