Jumat, 13 November 2015

Syafa'at Pembaca Sholawat



Habib Umar Bin Salim bin Hafidz :

Dikisahkan ada seseorang yg melakukan perjalanan dengan ayahnya dalam perjalannya tersebut ayahnya sakit dan meninggal dunia diperjalanan, yang membuat sianak ini terkejut dari kematian ayahnya, bahwasanya wajah ayahnya langsung berubah menjadi hitam kelam.

Maka sia anak makin bertambah sedih atas musibah yang makin besar ini ,Maka dia berpikir "seandainya aku minta bantuan kepada penduduk kampung yang ada disekitar sini untuk mengurus jenazah ayahku tetapi aku malu untuk memperlihatkan kepada mereka wajah ayahku yang menjadi hitam,
Dikarenakan stres yang mendera pikirannya dia pun mengantuk dan tertidur ditempat itu, Maka dalam mimpinya Dia melihat seseorang manusia yang demikian putih, indah dan tampan,

Maka orang tersebut mendatangi ayahnya yang sedang terbaring jenazahnya dan mengusap wajah orang trsebut dan berubah wajah ayahnya yang tadi hitam mnjadi bercahaya dalam mimpinya

Maka sianak bertanya siapa gerangan engkau yang mana dengan berkat engkau Allah ta'ala mngangkat kesulitanku ini?,, maka dijawab "Aku adalah Nabimu Muhammad.
"dahulu Ayahmu adalah orang yang banyak berbuat dosa dan kesalahan akan tetapi disamping itu dia banyak bersholawat kepadaku maka aku simpan ini,dan aku setelah mengetahui dia wafat aku meminta syafa'at kpd Allah Swt dan Allah Ta'ala mengizinkan aku untuk menolong orang ini,, maka ketika terbangun dia dapati ayahnya telah berubah menjadi putih dan sejak saat itu sianak selalu menyibukan dirinya dengan sholawat dan salam Terhadap Nabi Muhammad dalam setiap keadaan apapun,
dia berjumpa didengar dia dilihat oleh sebagian para sholihin yang berada dimekah,, itu ulama mekah melihat dia, dia bertanya "aku selalu mlihat engkau selalu stiap waktu tiap jalan baca sholawat ,, ketika tawaf engkau sibuk dengan sholawat,,bahkan saat sa'i engkau sibuk degan sholawat,, apakah engkau tidak tahu apapun kecuali hanya sholawat saja??,,Maka dikatakan "sesungguh aku punya kisah tersendiri atas Sholawat Kepada Nabi Muhammad maka diapun menceritakan kisah sang ayahnya ini.

(terjemahan oleh Habib Jindan bin Novel bin Salim bin Jindan )

Kamis, 05 November 2015

Kata Kata Mutiara Habib Munzir Almusawa

1.cobalah mengamalkan maulid dhya\’u;llami (Cahaya yg berpijar). anda akan sering berjumpa dan berjabat dg Rasul saw. dan melihat gambaran firdaus

2.iman itu naik dan turun, dan jika sedang saat menurun demikian hingga meninggalkan shalat atau malas melakukannya, ingatlah mati..,

3.setiap nafas kita adalah selangkah menuju kematian, dan kematian kita membayangi kita lebih dekat dari bayangan kita sendiri, dan akan datang Sang Pemisah ruh dg jasad, ia adalah tamu kita yg terakhir dalam hidup ini, Malaikat Izrail as

4.Perbanyaklah dzikir hati dg Laa ilaaha illallah didalam hati.., inilah dzikir agung yg membuka seluruh sifat mulia dalam jiwa kita dan menutup segala sifat tercela.

5.dan jangan Lupa membaca Aqur\’an, jangan lewatkan seharipun tanpa membaca Alqur\’an jadikan bacaan yg paling anda senangi, berkata Imam Ahmad bin Hanbal, Cinta Allah besar pada pecinta Alqur\’an, dengan memahamainya atau tidak dg memahaminya.

6.metode nabawi adalah metode yg tersukses dalam mengajar, yaitu dg kelembutan dan kasih sayang, murid yg membandel bersabarlah, panggillah, ajaklah mengobrol dg santai seakan ia tidak bersalah, hingga ia akrab dg anda, maka ia akan mundur dan malu dari sifat pembangkangannya.

7. jadikan keluarga anda keluarga indah yg bercahaya nabawi, cinta sunnah dan ibadah, maka keberkahan akan ditumpahkan pada hari hari anda.

8.sebaik baik rumah tangga yg sakinah ialah dengan mempelajari sunnah Rasul saw, maka metode nabawi adalah cara terbaik untuk menjadikan rumah tangga kita sejahtera dunia dan akhirat

9.sampaikan dakwah dg kelembutan dan kedamaian, metode nabawiy ini sangat efektif membenah jiwa ummat dan anda akan lihat mereka berduyun duyun mengunjungi majelis, mereka mendambakan ketenangan, kesejukan, dan hal itu yg sangat dibutuhkan masyarakat saat ini

10. menguatkan iman adalah dengan melakukan hal hal yg dapat membuat terang benderangnya jiwa kita dengan cahaya khusyu hingga enggan berbuat dosa dan gemar berbuat pahala, diantaranya dg seringnya menghadiri majelis taklim, Alqur,an, dzikir, pergaulan dengan teman teman yg baik dan banyak lagi

11.haji dan umroh yg mabrur akan memunculkan perbuatan2 mulia dan ibadah yg lebih setelah kepulangannya, ketenangan hati dan keimanan yg lebih kuat

12, sungguh tiada hadiah lebih agung dari doa, Rasul saw bersabda: Tiadalah seorang muslim berdoa untuk saudara muslimnya kecuali malaikat berkata : amin dan bagimu seperti doamu pada saudaramu (Shahih Muslim)

13.orang yg rindu pada Rasul saw maka ia telah dirindukan oleh Rasul saw.

14.Nahi Mungkar adalah melarang perbuatan jahat dan maksiat, dengan lisan, dengan harta, dengan siasat, dg jabatan, dan bukan dengan menghancurkan. demikian Nabi kita saw mengajarkan kita berlemah lembut pada sesama muslimin,karena kekerasan hanya akan menimbulkan perpecahan dan kebencian, bukan menghasilkan ketaatan dan ketakwaan"

15.akhlak yg indah bisa membuat orang meninggalkan semua maksiatnya dan bertobat.., nah.. warisilah kemuliaan akhlak sang Nabi saw wahai saudaraku

16,perbanyaklah shalawat pada Nabi saw, karena orang yg banyak bershalawat pada Nabi saw, ia dibimbing hidupnya oleh beliau saw

17.ingatlah bahwa semua aib orang yg kita lihat, jangan menghinanya, mungkin kita pernah berbuat hal itu atau yg lebih dari itu, jika tidak, mungkin Allah sdh mengampuni dosanya yg besar dan belum mengampuni dosa kita yg kecil

18.memperbanyak shalawat pada Nabi saw mencintai Nabi saw akan membuat anda banyak dicintai orang, atasan, bawahan, keluarga, teman, bahkan orang yg belum anda kenal.

19.jika ada yg mencaci/memfitnah kita jangan dibalas, doakan ia, karena cacian dan fitnahnya menghapus dosa kita dan membuat kita lebih dicintai Allah swt, jika kita membalasnya maka kita sama pula keburukannya dg orang itu.

20.jika anda berhadapan dg guru yg shalih, alim dan ahli makrifah, mendal;am dalam syariah, duduklah dg hati yg dikosongkan darisegala fikiran, duduklah seperti orang yg tidak punya apa apa, miskin dan faqir dihadapan Raja yg dermawan yg sedang membagikan mutiara mutiara ilmu dhahir dan batin.
mka ilmu dhahir dan batinmu akan diisi bagaikan bejana kosong diisi air hingga penuh


21.kemuliaan sunnah yg diamalkan seorang hamba jauh lebih mulia dari semua keramat, karena 1000X berjalan diatas air dan 1000X terbang ke langit sekalipun tak ada artinya dibanding satu kali kita sujud kepada Allah swt dalam khusyu, karena sujud kita itu bisa membuat kita semakin dekat pd Allah swt

sumber www.majelisrasulullah.org

Jumat, 23 Oktober 2015

Kartu Sholawat

Habib Umar bin Salim bin Hafidz - Kartu Sholawat 

"Diriwayatkan oleh Abul Qosim Albushairi didalam tafsir beliau :

Seseorang ketika ditimbang amalannya dimizan esok dihari kiamat maka lebih banyak amal kejahatannya, dia udah berprasangka "oh ini aku pasti binasa karena kejahatanku banyak , maka tiba - tiba datang seseorang mengeluarkan semacam kartu diletakan ditimbangan kebaikannya , kartu kecil langsung membuat amal kebaikannya jauh berlipat ganda dan menjadi berat.

maka bertanya orang tersebut : "Siapa gerangan engkau yang telah berbuat baik kepadaku dihari dimana keluarga,suami lari dari istri, anak lari dari ayah dan seterusnya tapi engkau mau datang berbuat baik kepadaku? siapa gerangan engkau?

maka berkata " Aku adalah Nabimu 'Muhammad' dan kartu tadi yang aku letakan itu adalah sholawatmu yang dahulu engkau bersholawat atasku, sengaja aku simpan kartu tersebut pada diriku sampai aku keluarkan disaat - saat yang paling engkau memerlukanya.

karena itu kita mendapati Ahlusunnah Waljama'ah pasti mereka banyak berkumpul mengadakan majelis sholawat atas Nabi Muhammad dalam majelis mereka membacakan semacem Maulid ataupun Burdah ataupun sholawat yang lain.

Diterjemahkan Habib Jindan bin Novel bin Salim bin Jindan.

Visit www.aswaja313.blogspot.co.id
 

Kamis, 22 Oktober 2015

Sholawat Ali Alqadr

Habib Umar bin Salim bin Hafidz : 

Al-Imam ASY-SYEKH YUSUF BIN ISMAIL AN-NABHANI mengatakan “Bahwasanya para ulama, para Auliya, Arifin mengatakan bahwasanya orang-orang yang rutin membaca Shalawat ALI AL-QADR maka mereka berharap bahwasanya Rasul Shallallahu ‘Alaihi Wasallam hadir pada saat dia meninggal dunia saat ruh berada di tenggorokannya. Saat dia juga diletakkan di dalam liang lahatnya”

(ALLAHUMMASHALLI WASALLIM WABAARIK ‘ALA SAYYIDINA MUHAMMADIN NABIYYIL ‘UMMIYYI ALHABIBIL ‘ALI AL-QADRI AL-ADZIIMI JAAH WA ‘ALA AALIHI WASHAHBIHI WASALLIM).

“Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam kepada Sayyidina Muhammad, Nabi yang ummi, kekasih yang luhur derajatnya, yang agung pangkatnyaa, dan shalawat dan salam semoga juga selalu tercurahkan kepada keluarga serta sahabatnya.”

Dan barangsiapa yang ingin mengharapkan keridhoan Allah, derajat yang tinggi, hendaknya dia membaca shalawat ini setiap hari 10 kali dan khususnya di malam Jumat sebanyak 100 kali.

Selasa, 20 Oktober 2015

Cara Menghilangkan Was-was


Al-Kisah no.8/ 7 April – 20 April 2008
Assalamu'alaikurn Wr. wb.
Habib, sejak beberapa tahun bela kangan ini saya sering merasa waswas, terutama ketika saya tengah melakukan ibadah. Saya mohon Habib berkenan memberi nasihat, bagaimana cara mengatasi penyakit waswas tersebut.
Wassalamu'alaikum Wr. wb.
Dedy S. Surabaya
Habib Luthfi bin Yahya :
Wa'alaikumussalam Wr. Wb.
Waswas, menurut Imam Al-Ghazali, disebabkan kemakrifatan kita kepada Allah sedikit goyah karena bisikan setan. Kemakrifatan yang dimaksud di sini tentu bukan yang berkaitan dengan sifat wahdaniyyah (keesaan) Allah Ta'ala, tetapi berkaitan dengan sifat Maha Melihat dan Mendengar yang dimiliki Allah SWT:
Namun bisikan penggoda kemudian menurunkan kadar keyakinan kita, bahkan kepada diri kita sendiri.
Cara menyembuhkannya, menurut Imam Ghazali, adalah dengan memantap kan hati bahwa wudhu dan shalat kita hanya untuk Allah Ta'ala. Hanya Allah yang berhak menilai ibadah kita. Saat mulai berwudhu, misalnya, kita langsung meyakinkan hati dan akal kita bahwa Allah pasti sudah melihat ibadah kita dan mendengar niat kita yang melakukannya dengan benar.
Begitu suatu rukun wudhu sudah kita lakukan tiga kali, langsung saja kita lanjutkan ke rukun berikutnya. Tepis bisikan-bisikan yang membuat kita ragu. Ucapkan dalam hati, 'Wudhuku ini untuk Allah, bukan untukmu, hai setan."Insya Allah perlahan rasa was-was akan hilang.
lkhtiar lainnya, setiap usai shalat, jangan lupa membaca surah An-Nas lima belas kali, dengan niat memohon perlindungan kepada Allah dari bisikan setan yang membuat hati was-was.
Habib Luthfi bin Ali bin Hasyim bin Yahya, (Pekalongan)
Ra’is Am Idarah ‘aliyyah Jam’iyyah Ahlith Thariqah Al-Mu’tabarah an-Nahdliyyah

Jumat, 16 Oktober 2015

Pesan Habib Zein bin Smith Untuk Pasangan yang Akan Menikah



Suatu saat Al Habib Zein bin Ibrahim bin Smith ketika akan menikahkan salah seorang muridnya, beliau berkhutbah bahwa nanti ketika sudah menikah suami istri itu di bagi menjadi 4 golongan:
1. Golongan pertama, di mana sang suami dan istri sama – sama rajin beribadah kepada Allah..
2. Golongan kedua, di mana suami rajin beribadah kepada Allah dan sang istri malas beribadah kepada Allah..
3. Golongan ketiga, di mana suami malas beribadah kepada Allah dan sang istri rajin beribadah kepada Allah…
4. Golongan terakhir, di mana sang suami dan istri sama – sama malas beribadah kepada Allah.
Setelah menjelaskan 4 golongan tersebut Habib Zein kemudian bertanya kepada muridnya: “Engkau ingin masuk kedalam golongan yang mana?”
“Saya ingin masuk golongan yang pertama ya Habib,” jawab muridnya.
“Kalau begitu niatkan dalam dirimu sekarang sebelum engkau aku aqadkan dengan niatan ingin menjadi golongan yang pertama,” tandas Habib Zein.
Dikatakan, ulama – ulama terdahulu jika keluar rumah dan lupa berniat untuk ibadah maka beliau akan pulang ke rumahnya kembali. Dan memasang niat dulu baru keluar rumah. Mereka tidak mau setiap waktunya terlewati tanpa memasang niat untuk ibadah. Aktifitas mubah pun seperti makan dll pasti diniatkan agar kuat ibadah, agar khusyu’ ibadah dll. Sehingga meskipun amalan mubah tetap mendapatkan pahala.
Dari itulah mari kita pasang niat yang bagus, niat untuk ibadah di dalam setiap aktifitas kita agar tidak terlewat waktu kita sia-sia begitu saja. Dan jangan lupa juga memasang niat dalam aktifitas kehidupan kita seperti yang diniatkan para salafunasholih.
(Dikutip dari Mauidzah Hasanah Habib Abdullah bin Ali Ba’abud dalam rutinan Maulid Jumat Pagi Masjid Al Huda Malang)

Pesan Habib Zein bin Smith Untuk Pasangan yang Akan Menikah was last modified: March 30th, 2014 by Pejuang Ahlussunnah in Ngaji Yuk! - Kajian Ceramah Islam Ahlussunnah wal Jamaah.
http://www.elhooda.net/2014/03/pesan-habib-zein-bin-smith-untuk-pasangan-yang-akan-menikah/

Rincian Pintu-Pintu Masuk Setan ke dalam Hati


Rincian Pintu-Pintu Masuk Setan ke dalam Hati

Setan mempunyai banyak pintu masuk menuju hati. Karena itu, engkau, wahai -orang mukmin, harus menutupnya.
Salah satu pintu utamanya adalah nafsu dan amarah. Amarah adalah perusak akal. Jika bala tentara akal melemah, bala tentara setan akan datang menyerang.
Salah satu pintu utama yang lain adalah iri hati dan tamak. Bilamana seorang hamba berlaku tamak terhadap apa pun, ketamakan itu akan membuatnya buta dan tuli. Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam pernah bersabda, “Kecintaanmu kepada sesuatu bisa membuatmu buta dan tuli.”
Pintu utama lainnya adalah kenyang, meskipun dari makanan yang halal dan bersih. Sesungguhnya kenyang bisa menguatkan nafsu, padahal nafsu adalah senjata bagi setan. Dikisahkan bahwa iblis menampakkan diri kepada Nabi Yahya bin Zakaria. Lantas Nabi Yahya melihat berbagai macam kail yang dibawa iblis. Beliau lalu bertanya, “Hai Iblis, apa gerangan kail-kail itu?” Iblis menjawab, “Ini adalah ragam nafsu yang kuhantamkan kepada anak-cucu Adam.” Nabi Yahya kembali bertanya, “Lalu adakah salah satu kail itu pada diriku?” Iblis menjelaskan, “Mungkin engkau kekenyangan sehingga membuatmu berat untuk mengerjakan shalat dan berzikir.” Nabi Yahya bertanya lagi, “Adakah yang lain?” Iblis menjawab, “Tidak.” Kemudian Nabi Yahya mengatakan, “Demi Allah, selamanya aku tidak akan lagi memenuhi perutku dengan makanan.” Lalu iblis membalas, “Demi Allah, selamanya aku tidak akan lagi menasihati seorang Muslim.”
Pintu utama yang lain adalah kemewahan dalam perabotan, pakaian, dan rumah. Jika setan melihat kemewahan telah menguasai hati seseorang, ia akan bertelur dan menetas di hati tersebut. Ia akan senantiasa mendorong orang tersebut untuk memperbanyak benda-benda tersebut dan bermewah-mewahan dengannya sehingga usianya berlalu dalam kelalaian dan ia dikejutkan dengan datangnya ajal.
Pintu utama lainnya adalah mengharap pujian manusia. Jika sifat ini sudah menguasai hati seseorang, setan akan senantiasa membuatnya senang untuk bersikap berpura-pura, sok manis, berlaku riya, dan melakukan tipu daya di depan orang yang menjadi objeknya, sehingga objek tadi seakan-akan sudah menjadi sembahannya. Orang yang mencari muka akan senantiasa memikirkan cara untuk membuat objeknya menyukai dirinya. Ia pun akan memuji objeknya dengan ucapan-ucapan manis yang melenakan, menyembunyikan keburukan-keburukannya, tidak menyerunya kepada kebaikan, dan tidak melarangnya dari kemungkaran.
Pintu masuk lainnya yang utama adalah tergesa-gesa dan tidak melakukan verifikasi. Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salambersabda, “Tergesa-gesa berasal dari setan, sedangkan berhati-hati dari Allah Swt.” Sebab, setiap pekerjaan seharusnya dilakukan setelah direncanakan dengan matang. Perencanaan sendiri memerlukan perenungan dan kehati-hatian. Adapun ketergesaan menolak hal tersebut.
Pintu utama lainnya adalah dirham, dinar, dan semua jenis harta benda, baik yang berupa barang, kendaraan, maupun benda tidak bergerak. Setiap harta yang melebihi kebutuhan adalah tempat berdiamnya setan.
Pintu masuk utama lainnya adalah sifat kikir dan takut miskin. Sifat tersebut mencegah seseorang untuk bersedekah dan mendorongnya untuk menimbun. Di antara dampak buruk yang timbul dari sifat kikir adalah kegemaran berada di pasar guna mengumpulkan uang, serta tempat-tempat lain yang di dalamnya terdapat penipuan, kebohongan dan tipu daya.
Salah satu pintu utama yang lain adalah fanatisme terhadap mazhab dan sekte; juga kedengkian dan penghinaan kepada lawan. Itulah sebagian di antara yang menghancurkan hamba-hamba Allah dan orang-orang fasik secara keseluruhan.
Salah satu muslihat setan adalah ia memalingkan manusia dari aib-aib dirinya, dengan berbagai perselisihan dan pertengkaran antar-mazhab. Abdullah bin Mas’ud menuturkan, “Sekelompok orang berkumpul dan berzikir kepada Allah. Lalu setan mendatangi mereka dengan tujuan membuyarkan mereka dari majelis zikir dan membuat mereka bercerai berai. Namun, ia tidak berhasil. Ia kemudian mendatangi kelompok lain yang sedang membicarakan urusan duniawi. Ia pun memecah—belah mereka sehingga mereka bangkit saling membunuh di antara mereka. (Namun, bukan kelompok kedua ini yang menjadi target setan.) Kelompok yang tadinya berzikir kepada Allah lantas sibuk mengurus kelompok kedua dan mendamaikan mereka. Dengan kesibukan itu, kelompok pertama akhirnya membuyarkan diri dari majelis zikir mereka. Itulah tujuan setan terhadap mereka.”
Pintu utama lainnya adalah pintu yang membawa orang-orang awam yang belum mendalami dan menguasai ilmu agama untuk memikirkan zat Allah Swt., sifat-sifat-Nya, dan berbagai hal yang tidak bisa dicapai oleh nalar mereka sehingga mereka ragu terhadap pokok-pokok ajaran agama Islam atau tergambar di pikiran mereka berbagai persepsi tentang Allah yang tidak pantas disematkan kepada-Nya. Dengan demikian, orang-orang yang terjebak pada pintu ini bisa menjadi kafir atau pelaku bid’ah. Namun, mereka senang dan bahagia atas persepsi yang ada di dada mereka, seraya menyangkanya sebagai makrifat. Diriwayatkan dari Aisyah r.a. bahwa Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam pernah bersabda, “Sesungguhnya setan mendatangi salah seorang di antara kalian, lantas ia bertanya, ‘Siapakah yang menciptakanmu?’ Ia akan menjawab, ‘Allah Yang Mahasuci nan Mahaluhur.’ Setan bertanya lagi, ‘Siapa yang menciptakan Allah?’ Jika salah seorang di antara kalian mendapatkan pertanyaan seperti itu, hendaklah ia menjawab, ‘Aku beriman kepada Allah dan rasul-Nya.‘ Jawaban itu akan mengusir setan tersebut!’ Nabi Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam tidak memerintahkan umatnya untuk membahas cara mengatasi bisikan setan seperti itu, karena bisikan seperti itu hanya menghinggapi orang-orang awam, bukan para ulama. Sementara itu, kewajiban orang awam hanyalah beriman, berserah diri, dan menyibukkan diri dengan ibadah dan urusan penghidupan.
Di antara pintu-pintu setan yang utama adalah buruk sangka terhadap orang-orang Muslim. Allah Swt. berfirman, Wahai orang-orang yang beriman!Jauhilah sebagian besar prasangka. Sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa (QS Al-Hujurat [49]: 12). Siapa yang menilai buruk orang lain lantaran prasangka, setan mendorongnya untuk memanjangkan lidah dengan menggunjingnya, mengurangi pemenuhan terhadap hak-haknya, atau memandangnya dengan pandangan sebelah mata. Semua itu termasuk perkara-perkara yang mencelakakan.
Selain itu, syariat Islam juga melarang kita memosisikan diri pada kondisi yang bisa menimbulkan tuduhan orang lain. Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salambersabda, “Takutlah kalian (hindarilah) terhadap tempat-tempatyang bisa menjadikan kalian tertuduh.”
Suatu ketika Rasulullah berjalan bersama Ummul Mukminin Shafiyah r.a., mengantarnya pulang ke rumahnya. Lalu mereka berpapasan dengan dua orang Anshar. Rasulullah lantas menjelaskan kepada mereka, “Dia Shafiyah binti Huyai.” Mereka lalu mengatakan, “Ya Rasulullah, kami hanya berprasangka baik kepadamu.” Lalu Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya setan masuk ke diri anak-cucu Adam melalui aliran darah di dalam tubuhnya. Sungguh, aku khawatir setan akan masuk ke diri kalian.” Lihatlah bagaimana Rasulullah perduli dan menjaga agama dua orang sahabatnya. Lihatlah bagaimana beliau menyayangi umatnya dengan mengajarkan kepada mereka cara menjaga diri dari tuduhan orang. Meskipun seseorang sangat tinggi kezuhudan, ketakwaan, dan keilmuannya, sesungguhnya mata manusia tidak sama dalam menilainya. Ada yang menilainya dengan pandangan kasih sayang dan ada pula yang menilainya dengan pandangan kebencian. Karena itu, sebuah syair mengatakan:
  • Mata kasih terhadap setiap aib adalah lemah.
  • Tetapi mata kebencian menampakkan semua keburukan.
  • Maka, sudah seharusnya kita menjaga diri dari berburuk sangka dan tuduhan dari orang-orang yang tidak baik.
  • Jika sudah buruk perbuatan seseorang, buruk pula prasangka-prasangkanya dan ia memercayai tuduhan-tuduhan atas perbuatan yang ia sudah terbiasa dengannya.
Pintu-pintu masuk setan ini harus ditutup, hati harus dibersihkan dari sifat-sifat yang tercela dengan memperbanyak zikir dan berserah diri kepada Allah, dan kita harus menuntut ilmu dan menjalin hubungan dengan orang-orang yang bertakwa.
Sumber : Amal Pemusnah Kebaikan Ringkasan Bab Mukhlikat Ihya ‘Ulum al-Din karya Al Habib Umar bin Hafidz

www.ahmadnoveljindan.org

Agar Terhindar Dari Godaan Syetan


Syeikh Muhammad bin Wasi’ ketika selesai wudhu selalu didatangi setan yang membisikkan was-was dalam hatinya bahwa beliau belum mengusap kepala. Hal ini membuatnya kesal sehingga pada suatu hari beliau kemudian bersumpah,
“Demi Allah aku telah membasuh kepalaku.”
Kemudian ia membaca sebuah do’a tertentu. Setelah membaca do’a tersebut, setan menampakkan diri dan berkata,
“Wahai Syeikh Muhammad, jangan kamu sebarkan doa ini nanti aku akan menjamin keamananmu dan keluargamu.”
Lalu Syaikh Muhammad bin Wasi’ menjawab,
“Jika doa ini menyulitkanmu, aku justru akan menyebarluaskannya ke seluruh negeri. Aku dan anak-anakku tidak butuh jaminan keamanan darimu. Kami akan memohon bantuan Allah untuk memerangimu.”
Syaikh Muhammad bin Wasi’ radhiyallâhu ‘anhu mengetahui betul tipu daya setan. Jika saja ia merasa aman dari ganggguannya, setan akan kembali membisikkan was-was dan menyesatkannya. Dan inilah bunyi do’a Syaikh Muhammad bin Wasi’ yang membuat setan kalang kabut tidak dapat mengganggu manusia:
اَللّٰهُمَّ إِنَّكَ سَلَّطْتَ عَلَيْنَا عَدُوًّا بَصِيْرًا بِعُيُوْبِنَا ، مُطَّلِعًا عَلَى عَوْرَاتِنَا ، يَرَانَا هُوَ وَقَبِيْلُهُ مِنْ حَيْثُ لاَنَرَاهُمْ ، اَللّٰهُمَّ فَأَيِّسْهُ مِنَّا كَمَا اَيَّسْتَهُ مِنْ رَحْمَتِكَ ، وَقَنِّطْهُ مِنَّا كَمَا قَنَّطْتَهُ مِنْ عَفْوِكَ ، وَبَاعِدْ بَيْنَنَا وَبَيْنَهُ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَهُ وَبَيْنَ جَنَّتِكَ ، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ ، يَآ اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
“Ya Allah, telah Engkau kuasakan kepada kami musuh yang mengetahui aib-aib kami dan melihat aurat kami, dia dan bala tentaranya dapat melihat kami sedangkan kami tidak dapat melihat mereka. Ya Allah, buatlah ia berputus asa dari kami sebagaimana Engkau telah membuatnya berputus asa dari rahmat-Mu. Buatlah ia berputus asa dari kami sebagaimana Engkau telah membuatnya berputus asa dari ampunan-Mu. Jauhkanlah ia dari kami sebagaimana Engkau telah menjauhkannya dari surga, sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu, Wahai Yang Maha Pengasih dari semua yang berjiwa kasih,”.
Habib Novel bin Muhammad Alaydrus, Pengasuh Majelis Ar-Raudhah Surakarta menyatakan agar membaca doa Syaikh Muhammad bin Wasi’ ini tiga kali pada waktu pagi dan sore.

(Disarikan Dari Kalam Habib Muhammad bin Hâdî Asseggâf yang dikumpulkan oleh Habib Ahmad bin ‘Alwî Al-Jufrî Jilid II hal.306, Manuskrip)

Do’a Syaikh Muhammad bin Wasi’ Agar Terhindar Dari Godaan Syetan was last modified: August 29th, 2014 by Pejuang Ahlussunnah in Ngaji Yuk! - Kajian Ceramah Islam Ahlussunnah wal Jamaah.

Kamis, 15 Oktober 2015

Nasehat AlHabib Zein bin Smith untuk kedua orang tua


Nasehat AlHabib Zein bin Smith untuk kedua orang tua..
Seharusnya bagi setiap orang tua mendoakan untuk anak-anaknya dan tidak mencaci mereka, Seperti mendoakan untuk anaknya kehancuran, bodoh dan lain sebagainya sekalipun dalam keadaan marah atau payah, mestinya bagi orang tua menghindarinya karna doa orang tua di ijabahi Allah swt, lebih-lebih kalau tepat waktu yg di ijabahi Allah swt, akhirnya mendapatkan penyesalan dan kerugian karna terburu-buru dan mendoakan jelek anaknya. Berapa banyak cerita bahwasannya orang tua melakukan hal tersebut sehingga anaknya sakit, meninggal, gila dan lain sebagainya dari kejelekan karna sebab doanya orang tua.
Wajib atas orang tua selalu mendoakan baik untuk anaknya walaupun dalam keadaan emosi dengan mengatakan kepada mereka seperti : Allah yahdik,. Allah yarhamuk,. dll.. Sehingga tepat dengan waktu yg di ijabahi anaknya menjadi beruntung karna sebab doanya.
Di ceritakan oleh ulama'. Seorang datang ke salah satu ulama' mengadu tentang kejelekan akhlaq dan adab anaknya, ulama' tersebut bertanya : mungkin kamu mendoakan jelek untuknya? Lalu seorang tersebut menjawab : ya, kamu yg merusaknya kata si ulama' tersebut.Wajib bagi orang tua membantu anaknya agar bisa berbakti kepadanya dan tidak memaksakan untuk mereka dari apa-apa yg tidak mampu mereka kerjakan, berbicara santun dengan mereka dan memanggil dengan kata-kata yg baik, dalam hadits Nabi saw bersabda: :رحم الله والدا اعان ولده على بره قالوا : كيف يارسول الله؟ قال : يقبل احسانه ويتجاوز عن إساءته 
Allah swt merohmati orang tua yg membantu anaknya agar berbakti, para sahabat bertanya : bagaimana itu wahai Rosulullah?Menerima kebaikan dan memaafkan kesalahannya.
Jagalah, perhatikan, didik anak kalian dengan pendidikan yg baik dan jagalah mereka dari teman yg jelek,Mudah-mudahan Allah menjaga anak-anak kita dari kejelekan.

Amiin...
Wallahu`alam

Cara Menempa dan Mendidik Anak



Amal Pemusnah Kebaikan Bagian 17 Karya Al Habib umar bin Hafidz

Cara Menempa dan Mendidik Anak
Mendidik anak termasuk perkara yang sangat penting. Anak adalah amanat bagi ayah dan ibunya. Hati anak adalah permata berharga yang bisa menerima apa pun yang dipahatkan dan diarahkan padanya. Siapa yang dibiasakan dengan kebaikan, ia akan tumbuh bersama kebaikan itu dan hidup bahagia. Orangtua dan guru-gurunya pun akan turut serta dalam kebahagiaan bersamanya. Dan siapa yang dibiasakan dengan keburukan dan diabaikan pendidikannya, ia akan hidup sengsara dan celaka, sedangkan dosanya dipikul oleh orang yang mengasuhnya dan orang yang menjadi walinya. Allah Swt. berfirman, Wahai orang-orangyang beriman! Jagalah diri dan keluarga kalian dari api neraka (QS Al-Tahrim [66]: 6). Seorang ayah dan wali berkewajiban mendidik anaknya. Di antaranya, dengan menjauhkan si anak dari teman-teman yang buruk, tidak membiasakannya menuruti hawa nafsu dan berlebihan dalam kenikmatan, serta menghindarkannya dari pola hidup mewah dan menyukai perhiasan. Seorang ayah juga harus mengamati pendidikan anaknya sedari lahir. Jika ia menyewa orang untuk mengasuhnya, orang itu harus seorang perempuan yang baik agamanya dan halal makanannya.
Bilamana seorang ayah sudah melihat tanda anaknya sudah bisa membedakan antara yang baik dan buruk (mumayyiz), ia harus lebih baik lagi dalam memantaunya. Tanda-tanda awal bahwa seorang anak sudah mumayyiz adalah munculnya rasa malu. Perasaan malu merupakan pancaran cahaya akal, dan itu adalah anugerah dari Allah.
Seorang anak yang sudah bisa merasa malu hendaknya tidak diabaikan, tetapi harus dibantu dalam menghadapi perasaan malu tersebut. Maka, ia hendaknya dididik tata cara makan, karena sifat pertama yang biasanya menguasai anak-anak adalah rakus pada makanan. Anak harus dididik agar makan dengan tangan kanan, membaca basmalah sebelum menyantapnya, memakan apa yang di depannya saja, tidak mendahului orang lain, tidak menatap orang yang sedang makan, tidak tergesa-gesa menghabiskan makanan, mengunyah makanan dengan baik, tidak menyuapkan makanan ke mulut sebelum suapan sebelumnya habis, serta tidak mengotori tangan dan pakaiannya dengan makanan. Selain itu, anak pun hendaknya dibiasakan makan roti kering pada waktu-waktu tertentu,18 dijauhkan dari gaya hidup banyak-makan (dengan menyerupakan orang yang banyak makan dengan binatang ternak), dibuat senang untuk mengutamakan makanan bagi orang lain, serta dibiasakan tidak terlalu memikirkan makanan dan bersikap qana'ah terhadap makanan yang sederhana. Anak pun hendaknya dibuat senang terhadap pakaian putih dan dijauhkan dari orang-orang yang memperdengarkan hal-hal yang bisa membuatnya menyukai kemewahan. Kemudian, anak juga harus disibukkan untuk bersekolah dan mengaji, untuk mempelajari Al-Quran, Hadis Nabi, dan kisah orang-orang mulia, guna menanamkan pada jiwanya kecintaan terhadap orang-orang saleh.
Bilamana sifat-sifat terpuji tampak pada diri anak, ia harus dihormati dan diberi hadiah yang bisa membuatnya senang. Jika pada suatu saat ia berbuat salah untuk kali pertama, hendaknya kesalahan itu dilupakan, apalagi jika ia berusaha untuk menutupinya. Namun, jika ia mengulangi kesalahan itu untuk kedua kalinya, ia harus diperingatkan secara sembunyi-sembunyi dan ditakuti-takuti. Sebaiknya dikatakan kepadanya, "Jangan kamu ulangi agar aibmu ini tidak tersebar luas." Anak pun hendaknya dijauhkan dari berbagai bentuk kemalasan, dibiasakan menggunakan tikar dan pakaian berkualitas rendah, dibiasakan mengonsumsi makanan berkualitas biasa, dibiasakan berjalan dan berolahraga, dilatih untuk berjalan dengan tenang dan tidak jelalatan, dilarang membanggakan apa pun yang dimiliki orangtuanya baik itu berupa makanan, pakaian, dan perkakas yang dipunyainya, dibiasakan bersikap rendah hati, dilarang meminta kepada orang lain, serta diajarkan bahwa memberi lebih baik daripada menerima dan bahwa meminta merupakan kehinaan dan perbuatan tercela.
Anak pun harus diajari tatakrama berada di dalam suatu majelis. Ia hendaknya dibiasakan untuk tidak meludah, meler, dan menguap di depan orang lain, tidak membelakangi orang lain, tidak meletakkan satu kakinya di atas kaki yang lain, tidak menopang dagunya dengan telapak tangan dan tidak pula menyangga kepalanya dengan lengan karena itu merupakan tanda kemalasan, dilarang bersumpah dan memulai pembicaraan, dibiasakan untuk mendengarkan ucapan orang lain dengan saksama, dibiasakan berdiri untuk menghormati orang yang lebih terhormat dan memberikan tempat baginya, serta dijauhkan dari orang-orang yang terbiasa melaknat, mencaci, berkata kotor, dan bercanda.
Anak sebaiknya diizinkan bermain permainan yang baik, yang bisa menghilangkan keletihannya dalam belajar sehingga ia bisa kembali giat dan bersemangat. Anak pun hendaknya tidak dipaksa untuk senantiasa belajar karena itu bisa membuat kecerdasannya tumpul, menjadikannya mengupayakan berbagai cara agar selesai belajar dengan cepat, dan membuatnya tidak menyukai belajar. Anak hendaknya diajarkan untuk patuh dan menghormati kedua orangtuanya, pengajarnya, pengasuhnya, dan orang yang lebih tua darinya. Anak juga diajari untuk tidak bermain-main di depan mereka. Dan bilamana anak sudah mencapai usia tamyiz, ia hendaknya tidak dibiarkan meninggalkan tatakrama kesucian dan shalat, diperintahkan untuk berpuasa selama beberapa hari pada bulan Ramadhan, serta ditakut-takuti dari mencuri, berkhianat, berdusta, dan semua sifat buruk yang biasanya menyerang anak-anak.
Bilamana anak-anak telah mencapai usia balig dan telah terdidik sebagaimana telah disebutkan di atas, bisa diberitahukan kepadanya beberapa rahasia di balik berbagai perintah dan larangan. Maka, hendaknya dijelaskan kepadanya bahwa tujuan dari mengonsumsi makanan adalah menguatkan badan dalam kerangka kepatuhan kepada Allah, bahwa dunia tidak ada artinya dan hanya rumah singgah, bahwa akhirat adalah rumah tinggal yang sebenarnya, dan bahwa orang yang cerdas adalah orang yang mengumpulkan bekal untuk kehidupan di akhirat sehingga ia mendapatkan derajat yang tinggi di sisi Allah dan nikmat yang besar di surga.
Jika anak tumbuh dalam pendidikan yang benar, penjelasan seperti di atas akan berpengaruh, bermanfaat, dan menancap di hatinya tatkala ia memasuki usia balig. Jika tidak, hatinya tidak akan bisa menerima kebenaran sebagaimana dinding yang menolak ditempeli debu kering. Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam bersabda, "Setiap bayi dilahirkan dengan fitrahnya, tetapi ayah dan ibunya yang membuatnya menjadi pemeluk Yahudi, Nasrani, atau Majusi"
Sahal bin Abdillah At-Tustari menceritakan, "Ketika aku berusia tiga tahun, aku bangun malam dan melihat pamanku dari pihak ibu, Muhammad bin Sawwar, mengerjakan shalat. Maka, pada suatu hari pamanku tersebut bertanya kepadaku, Tidakkah kau mengingat Allah yang telah menciptakanmu?' Aku menjawab, "Dengan cara apa aku mengingat-Nya?' Ia mengatakan, 'Katakan dengan hatimu, tanpa menggerakkanlidahmu, ketika engkau menggantipakaianmu,sebanyak tiga kali: Allah bersamaku, Allah melihatku, Allah menyaksikanku.' Kemudian aku mengamalkan hal itu selama beberapa malam. Setelah itu, kuberitahukan keadaanku kepadanya, lalu ia mengatakan, 'Ucapkan setiap malam sebanyak tujuh kali.' Aku pun mengamalkan perintahnya. Setelah itu, kuberitahukan keadaanku kepadanya, lalu ia mengatakan, 'Ucapkan hal itu sebelas kali setiap malam.' Aku pun menuruti perintahnya, lalu kurasakan suatu kenikmatan dari ucapan tersebut di hatiku. Ketika sudah berjalan setahun mengamalkannya, paman mengatakan kepadaku, 'Jaga apa yang kuajarkan kepadamu, amalkan terus hingga engkau masuk ke Hang kubur. Itu bermanfaat bagimu di dunia dan di akhirat.' Aku pun senantiasa mengamalkan amalan itu hingga beberapa tahun dan aku pun mendapatkan kenikmatan dari ucapan itu dalam sanubariku. Kemudian pada suatu hari pamanku mengatakan kepadaku, 'Wahai Sahal. Apakah orang yang Allah ada bersamanya, melihat dan menyaksikannya, akan berbuat durhaka kepada-Nya? Jauhi olehmu kemaksiatan.' Lalu aku mulai senang menyendiri. Kemudian keluargaku mengirimku di sekolah. Lalu aku katakan, 'Aku khawatir kebiasaanku mengingat Allah akan hilang. Maka buatlah kesepakatan dengan pengajarku agar aku hanya belajar beberapa jam kepadanya lalu aku boleh pulang.' Kesepakatan kemudian tercapai dan aku pun belajar Al-Quran dan berhasil menghafalnya pada saat berusia enam atau tujuh tahun. Pada waktu itu aku terbiasa berpuasa dan makananku hanya roti gandum."
 
Blogger Templates